Senin, 19 Desember 2011

KENTUT



Halo! Saya membuat postingan ini karena terinspirasi teman saya yang ‘hobi’ kentut di manapun kapanpun dan dalam keadaan apapun, entah itu di rumah, di sekolah, di tempat les, saat pelajaran, saat ada guru, saat sedang bergurau, bahkan saat TUC! (Semoga pas UN besok nggak kentut ya, malu-maluin -,-). Dan yang nyebelin nih anak kalo kentut ya diem aja tanpa ekspresi, tanpa rasa bersalah, dan tanpa malu! Wkwkwk. Tidak ada yang tersinggung ya, just for FUN cemans! :D

Cekidooottt >>>>

Kentut atau buang angin dalam bahasa ilmiah disebut flatus. Kentut (flatus) merupakan proses keluarnya gas yang telah dihasilkan di saluran pencernaan melalui anus. Kentut berasal dari gas-gas yang terdapat di dalam usus, terutama usus besar atau kolon. Gas-gas ini berasal dari udara yang tertelan saat seseorang makan/minum dan dari hasil pencernaan makanan yang tidak sempurna di dalam usus. Produksi gas dalam usus biasanya akan meningkat setelah makan. Gas yang terbentuk akan dibawa menuju ke rektum (bagian akhir dari usus) melalui gerakan peristaltik usus yang juga akan membawa sisa pencernaan (feses). Gas atapun feses yang telah mencapai rektum akan menimbulkan keluhan yang serupa, yaitu rasa tidak nyaman di sekitar perut dan mulas. Selanjutnya kentut akan dikeluarkan melalui anus secara tidak sengaja ketika tekanan di dalam rektum lebih besar daripada kekuatan sphincter anus, misal saat batuk, bersin atau orgasme ataupun dikeluarkan secara sengaja (sadar) dengan meningkatkan tekanan rektum dan mengurangi tekanan spincter anus sehingga gas tersebut mudah keluar. 

Mengapa kentut berbunyi? Bunyi adalah udara yang bergetar, kentut merupakan gas/udara yang bergerak melalui celah sempit (anus dan lipatannya) sehingga dapat menggetarkan udara tersebut dan menghasilkan bunyi. Bunyi kentut bervariasi bisa keras, bisa juga tidak terdengar, tergantung dari kekuatan sphincter anus, kecepatan dari pelepasan gas dan faktor-faktor lain seperi air dan lemak tubuh. 

Dan mengapa kentut berbau? Bau tak sedap dari kentut berasal dari gas yang mengandung sulfur, seperti methanethiol, hidrogen sulfida, dan dimethyl sulfida. Disamping itu, bau-bau tak sedap tersebut juga berasal dari sejumlah besar bakteri mikroflora di dalam usus dan adanya feses yang tertahan di dalam rektum.
Lalu, makanan apa yang dapat memicu kentut? Terdapat beberapa makanan yang dapat meningkatkan produksi gas dalam usus, diantaranya adalah makanan yang kaya akan akan polisakarida (terutama oligosakarida), seperti kacang-kacangan, produk susu, bawang, bawang putih, daun bawang, lobak, ubi jalar, kacang mete, gandum, ragi dalam roti, dan sayuran lainnya.

Apa akibatnya jika kentut tidak dilepaskan? Seseorang yang menahan kentutnya akan merasakan beberapa keluhan yang tidak nyaman akibat pengingkatan tekanan oleh gas tersebut dan pelebaran usus yang abnormal. Kentut yang ditahan dapat menyebabkan seseorang sulit untuk buang air besar. Tertahannya gas di dalam usus akan menyebabkan tekanan parsial di rongga usus lebih tinggi daripada tekanan parsial di dalam darah. Akibatnya, gas tersebut akan berdifusi masuk ke dalam pembuluh darah di dinding usus, dan beredar ke seluruh tubuh. Darah yang sudah mencapai paru-paru akan melepaskan gas ini bersama-sama dengan udara pernapasan.

Well, kentut emang keliatannya nggak sopan ya, tapi itu adalah anugerah dari Tuhan yang wajib kita syukuri. Saya pernah nggak bisa kentut sehari saja rasanya nggak karuan. Tapi kalo mau kentut ya liat sikon. Siapa tau besok jadi presiden, masa iya mau kentut sembarangan? :D