Selasa, 09 Juli 2013

16 NANO-NANO


Sebelum kalian baca lebih lanjut, aku mau ngingetin kalo aku bukan mau bagi-bagi enam belas permen nano-nano gratis.

Menurut perhitungan revolusi bumi terhadap matahari, sekarang umurku masih 16 tahun. Aku tegaskan lagi, masih 16. 16ku dimulai saat MOS SMA. Awal yang udah nano-nano banget. Beruntunglah waktu itu nggak dikerjain. 16ku tambah nano-nano lagi ketika aku harus terpenjara di sebuah kelas yang juga nano-nano. Kelas beranggotakan 32 ‘lehor’ ‘busuk’ yang sekali lagi juga nano-nano. Jangan anggap aku menulis sesuatu yang kasar, kecuali kalian ngeprint tulisan ini di kertas penuh dengan butiran duri. Bagi anak-anak di kelasku (dulu), itu predikat yang biasa-biasa saja. Predikat yang membanggakan? Oh jelas......tidak. “Yakin gan, kelasmu sinau bae. Hahaha” mungkin itu kalimat yang sering aku dengar. Mungkin terdengar ambigu, antara pujian atau sebaliknya. Semoga dari kalimat ini kalian mengerti gambaran kelas itu seperti apa. Lebih lanjut akan ada lanjutan ceritanya yang kelanjutannya (mungkin akan) ada di posting selanjutnya. Itu hanya secuil dari kisah nano-nano. Masih banyak yang lain, kisah cinta misalnya #kode. Sebagai jomblo yang malam minggunya selalu flat, kayaknya isi hatinya nggak pernah flat. Lagi-lagi, nano-nano.

Masih banyak lagi nano-nano yang lain, yang aku sudah tidak berminat untuk menceritakan. Lagipula aku lupa bagaimana ceritanya. Mungkin di penghujung 16, kado paling ‘spesial’ adalah pembagian kelas. Aku merasa horor. Mungkin sebentar lagi berubah wujud. Tapi semoga kelas baru itu jauh lebih baik dari sebelumnya. Pun tidak sehoror yang kukira. Semoga banyak keceriaan di sana. Semoga. Satu tahun lagi, insyaallah akan kuceritakan bagaimana wujud kelas baruku itu.

Terima kasih untuk kalian semua, termasuk orang-orang baru yang baru muncul di hidupku, yang ikut andil dalam menano-nanokan 16ku. Sekali lagi terima kasih banyak. Maaf jika aku banyak melakukan kesalahan. Aku sayang kalian, kecuali yang tidak kusayangi.