Move on. Katanya sih, move on itu berpaling dari (seseorang) di masa lalu, berhenti meratapi masa lalu dan menatap masa depan. Yaaa katanya sih gitu. Anyway, aku punya sebuah cerita tentang per-move on-an.
Dulu, lebih tepatnya 17 bulan yang lalu, aku sangat terobsesi untuk move on. Ya, hanya ob-se-si. Saat itu aku paksa hatiku untuk menerima seseorang yang (sebenarnya) pura-pura aku cintai. Pura-pura? Iya, karena semua berawal dari obsesi. Pada akhirnya hanya otakku yang mencintainya, bukan hatiku. Dan ternyata, lama-kelamaan aku jenuh berpura-pura. Hatiku memberontak. Bukan dia. Bukan dia yang kuinginkan. Aku tak bisa menerima dia sebagai dia, yang aku inginkan saat itu, dia menjadi seperti masa laluku.
Aku salah. Iya, aku salah. Di saat yang sama, ada orang asing yang tiba-tiba muncul di hidupku. Lagi-lagi aku terobsesi. Kutinggalkan dia (yang pura-pura kucintai). Aku berpaling pada orang itu. Kali ini, masalahnya lebih rumit. Sungguh. Aku merasa menjadi PHP ulung, sebuah predikat yang sama sekali tak pantas dibanggakan. Aku jahat. Jahat sekali. Menyakiti mereka yang memberiku kasih sayang (dulu). Aku tidak tau apakah kini mereka sudah memaafkan aku atau belum. Kalau belum ya aku minta maaf lagi ya, meskipun belum lebaran. (?)
Agustus, 2012
Aku berada di puncak masalah. Amarah, rasa bersalah, segalanya bercampur jadi satu. Aku menyerah. Hatiku tak mau berpaling dari masa lalu. Semua kembali pada aku yang belum (terobsesi) move on. Sampai sekarang pun, aku belum move on. Entah ini terlalu setia atau bagaimana. Tapi, hati tak bisa bohong.
Well guys, move on-lah secara alamiah. Jangan pernah paksa hatimu untuk move on. Iya kalau berhasil, kalau tidak, pasti akan ada hati yang tersakiti. Bukankah jatuh cinta itu hadir tanpa kita minta? Cinta dan kasih sayang itu anugerah. Ikuti saja kemana hatimu akan berlabuh. Semua sudah diatur oleh-Nya. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar