Sejak hari itu, aku selalu mengunjungi Sarah setiap
malam. Tentu saja bukan bermaksud menghantuinya. Mana tega aku menakut-nakuti
seseorang yang begitu kusayangi. Aku hanya terlampau rindu padanya. Untungnya, Tuhan
mengabulkan permohonanku untuk bertemu Sarah setiap malam.
Natalia
semakin bingung. Ini bukan karena kelinci percobaan yang hilang, tetapi karena
adik perempuannya, Sarah. Sarah memang sangat dekat dengan Natalia. Ia selalu
menceritakan apapun kepada Natalia, mulai dari hal yang sangat penting hingga
hal yang sangat tidak penting untuk diceritakan. Natalia tahu betul kalau
adiknya sangat benci terhadap bangsaku, bangsa kecoak. Dan menjadi semakin aneh
ketika Sarah setiap hari bercerita tentang pangerannya dalam mimpi. Pangeran
yang katanya bernama Rico de Coro. Sebuah nama yang Sarah berikan untuk seekor
kecoak tangkapan Bi Ipah.
Aku
memang hadir dalam mimpi-mimpi Sarah bukan sebagai kecoak. Aku hadir dalam
wujud lain, wujud seorang manusia tampan bak pangeran kerajaan dalam negeri
dongeng. Ah, seandainya hal itu bukanlah sebuah mimpi.
***
Hari
ini, aku diperbolehkan turun ke bumi. Rumah Sarah, tentu merupakan tujuan utama
dan satu-satunya dalam perjalananku ke bumi ini. Sampai di bumi, aku langsung menyelinap
ke kamar Sarah. Tunggu. Menyelinap? Untuk apa aku menyelinap. Bukankah tak ada
lagi yang bisa melihat sosokku? Ah ya, aku bebas. Sarah tak akan menyadari
keberadaanku. Aku begitu gembira.
Kulihat
Sarah sedang bernyanyi di depan cermin sambil menyisir rambutnya yang tergerai
indah. Sarah menyanyikan lagu kesukaannya. Bagaimana aku bisa tahu bahwa lagu
itu adalah lagu kesukaannya? Ah, aku hanya iseng menyimpulkan karena Sarah
sering sekali menyanyikan lagu itu. Sudahlah, tidak penting itu lagu apa. Yang
penting aku bisa melihat Sarah secara langsung, bukan dalam mimpi. Suaranya
begitu merdu, mengalahkan pemenang ajang pencarian bakat manapun. Wajahnya
begitu cantik, mengalahkan kecantikan pelangi selepas hujan. Ia sungguh seperti
malaikat tak bersayap.
Tiba-tiba
ada yang mengetuk pintu.
“Masuk
aja, nggak dikunci,” kata Sarah mempersilahkan masuk.
Ternyata
yang mengetuk pintu adalah Tante Haryanto.
“Aduh, anak mamah cantik banget sih.
Udah rapi lagi. Mau kemana?” tanya Tante Haryanto kepada Sarah
“Mamah
apaan sih, ngapain coba tanya-tanya. Kepo ya? Hahaha,” jawab Sarah meledek.
“Kepo
kan kamu tuh sukanya tidur terus,” jawab Tante Haryanto menimpali candaan
Sarah.
“Itu
kebo Mamahku sayaaaaang,” jawab Sarah sambil menyemprotkan parfum ke bajunya.
Harum sekali.
“Hahaha,
emang kamu mau kemana sih? Mamah serius nih tanyanya,” tanya Tante Haryanto
memasang wajah serius.
“Mau
hang out, Mah. Sarah bosen di rumah,
lagian ini kan malem minggu. Boleh kan Mah?” jawab Sarah.
“Boleh,
asal pulangnya jangan lewat jam setengah sepuluh ya. Kamu mau pergi sama siapa,
Sayang?” tanya Tante Haryanto.
“Sama.....,”
belum selesai Sarah menjawab pertanyaan, bel rumahnya berbunyi.
“Eh
itu kayaknya temen Sarah udah jemput deh Mah. Sarah berangkat dulu ya,” pamit
Sarah kepada Mamahnya.
Tante
Haryanto yang penasaran mengikuti Sarah yang berjalan terburu-buru ke ruang
tamu.
“Malam
Tante,” sapa seorang pria sambil mencium tangan Tante Haryanto dan lekas pamit
pergi.
Deg.
Aku begitu kaget. Siapa laki-laki itu? Apa dia........ Apa dia pacar Sarah? Aku
sangat penasaran. Kuputuskan untuk mengikuti mereka. Aku terbang melesat menuju
mobil merah yang terparkir di halaman rumah Sarah. Ternyata mereka menuju ke
sebuah restoran di tepi pantai. Sungguh, tempat itu sangat romantis. Hatiku
semakin tercekat melihat Sarah bergandengan tangan bersama laki-laki itu.
Mereka berjalan menuju meja paling pojok yang sepertinya sudah di booking.
“Sarah,
kau cantik malam ini dan aku suka,” kata laki-laki itu terpesona menatap Sarah.
Dia benar, seperti yang kukatakan tadi, Sarah cantik bagaikan malaikat. Dan
aku......... Aku juga menyukainya! Lebih dari itu, aku mencintainya!
Sarah
tersipu malu, matanya berbinar-binar, pipinya memerah. “Apa sih kamu. Jadi malu
nih. By the way, makasih ya, udah ngajakin aku ke sini. Aku suka banget sama
tempatnya, romantis,” kata Sarah dengan wajah berseri-seri.
“Apa
sih yang enggak buat kamu. Emm... Maukah kau berdansa denganku, Putri Sarah?”
kata laki-laki itu menyodorkan tangannya pada Sarah, berlagak romantis.
“Tentu
saja, Pangeran Rico,” jawab Sarah melengkungkan senyumnya yang begitu manis.
Apa?
Rico? Namanya Rico? Aku kaget bukan main. Ini benar-benar tak bisa kupercaya.
Bagaimana bisa? Aku yang selama ini hadir dalam mimpi Sarah, menjelma menjadi
seorang pangeran tampan. Mengapa mimpi itu menjadi nyata? Dan bukan aku
pemerannya! Bukan aku yang berdansa bersama Sarah malam ini! Dalam kehidupan
nyata. Bukan mimpi.
Aku terduduk lemas di meja makan. Masih
memandangi Sarahku yang sedang berdansa bersama pangerannya, Pangeran Rico. Hatiku
hancur berkeping-keping. Namun, melihat Sarah yang tampak begitu bahagia,
bukankah itu sudah cukup bagiku? Ditambah lagi, sekarang tak ada perburuan
kecoak di rumah Sarah. Bisnis Om Haryanto berhasil melewati krisis. Ikan
arwananya berhak mendapatkan makanan yang lebih bergizi daripada kecoak. Selain
itu, kini Sarah juga tak lagi menyuruh David, Natalia, atau Bi Ipah berburu
kecoak. Semenjak Natalia bercerita bahwa aku menyelamatkannya dari racun Tuan
Absurdo, Sarah tak lagi tega menyuruh orang-orang di rumahnya untuk membunuh
kecoak, meskipun sebenarnya ia masih jijik melihat kecoak.
Semuanya sudah bahagia sekarang.
Keluargaku sudah hidup tenteram dan Sarah sudah menemukan pangerannya sendiri.
Kini saatnya aku kembali ke langit. Menatap mereka dari langit. Tersenyum
bahagia melihat kebahagiaan mereka.
Ini tugas Bahasa Indonesia. Lanjutan dari Rico de Coro-nya Dee. Nggak tau deh ini cerita apa, nggak "bernyawa" juga. Ya maklum gue kan bukan penulis bro -_- wkwk
ganesh-sakura ganesh-sakura ganesh-sakura ganesh-sakura ganesh-sakura-sakura-ganesh
BalasHapusGANESH SHINI A POKER SALSA. The SITEMARY GANESH GANESH SALSA SRI youtube mp4 GANESH SALSA SAI GANESH SALSA POKER SALSA GANESH SALSA.